Menurut FI III, tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau
tanpa bahan pengisi. Tablet yang berbentuk kapsul umumnya disebut kaplet.
B. Penggolongan tablet:
Berdasarkan Metode Pembuatan
· Tablet cetak, dibuat
dari bahan obat dan bahan pengisi yang umumnya mengandung laktosa dan serbuk
sukrosa dalam berbagai perbandingan.
· Tablet kempa, dibuat
dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan
baja.
· Tablet triturate,
merupakan tablet cetak atau kempa berbentuk kecil, umumnya silindris, digunakan
untuk memberikan jumlah terukur yang tepat untuk peracikan obat.
· Tablet hipodemik,
adalah tablet cetak yang dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut
sempurna dalam air, harus steril dan dilarutkan lebih dahulu sebelum digunakan
untuk injeksi hipodemik.
· Tablet sublingual,
digunakan dengan caara meletakkan tablet di bawah lidah sehingga zat aktif
diserap secara langsung melalui mukosa mulut, diberikan secara oral atau jika
diperlukan ketersediaan obat yang cepat seperti tablet nitrogliserin.
· Tablet bukal,
digunakan dengan cara meletakkan tablet di antara gigi dan gusi, sehingga zat
aktif diserap langsung melalui mukosa mulut.
· Tablet efervesen,
dibuat dengan cara dikempa. Selain zat aktif, tablet mengandung campuran asam
(asam sitrat, asam tartrat) dan natrium bikarbonat, yang jika dilarutkan dalam
air akan menghasilkan karbon dioksida.
· Tablet kunyah,
dimaksudkan untuk dikunyah, meninggalkan residu dengan rasa enak dalam rongga
mulut, khususnya diformulasikan untuk anak-anak, obat antasida, multivitamin,
dan antibiotic tertentu.
Berdasarkan Distribusi Obat dalam Tubuh
· Bekerja lokal,
misalnya tablet isap untuk pengobatan pada rongga mulut; ovula untuk pengobatan
pada infeksi di vagina.
· Bekerja sistemik,
dapat dibedakan menjadi:
a.
Yang bekerja short-acting
(jangka pendek); dalam satu hari memerllukan beberapa kali meminum tablet.
b.
Yang bekerja long-acting (jangka
panjang); dalam satu hari cukup menelan satu tablet. Tablet jangka panjang
dapat dibedakan lagi menjadi:
-
Delayed action tablet
(DAT), dalam
tablet ini terjadi penundaan pelepasan zat berkhasiat karena pembuatannya
dengan menggelompokkan granul-granul zat berkhasiat, dan setiap kelompok
disalut dengan penyalut yang berbeda-beda waktu hancurnya, lalu dicampurkan dan
baru dicetak.
-
Repeat action tablet
(RAT),
granul-granul yang paling lama pecahnya dibuat menjadi tablet inti, lalu
granul-granul yang kurang lama pecahnya dibuat lagi disekelilingnya menjadi susunan
tablet baru.
Berdasarkan Jenis Bahan Penyalut
· Tablet salut biasa/
salut gula (dragee), disalut oleh gula dari suspense air yang mengandung serbuk
tidak larut.
· Tablet salut selaput (film-coated tablet, fct), disalut
dengan hidroksipropilmetilselulosa, metilselulosa, hidroksipropilselulosa,
Na-CMC, dan campuran selulosa asetat ftalat dengan PEG yang tidak mengandung
air atau mengandung air.
· Tablet salut kempa,
adalah tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa granulat yang
terdiri atas laktosa, kalsium fosfat, dan zat lain yang cocok.
· Tablet salut enteric (enteric-coated tablet), atau tablet lepas
tunda, yakni jika obat dapat rusak atau menjadi tidak aktif akibat cairan
lambung atau dapat mengiritasi mukosa lambung, maka diperlukan penyalut enteric
yang bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet melewati lambung.
· Tablet lepas lambat (sustained-release tablet), atau tablet
dengan efek diperpanjang, yang dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan
tetap tersedia selama jangka waktu tertentu setelah obat diberikan.
Berdasarkan Cara Pemakaian
· Tablet biasa/tablet
telan, dibuat tanpa penyalut, digunakan per oral dengan cara ditelan, pecah di
lambung
· Tablet isap (lozenges, trochisi, pastilles), adalah
sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan
dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet hancur atau melarut
perlahan .
· Tablet implant (pelet), tablet kecil, bulat atau oval
putih, steril, dan berisi hormone steroid, dimasukkan ke bawah kulit dengan
cara merobek kulit sedikit, kemudian tablet dimasukkan, kemudian kulit dijahit
kembali, zat berkhasiat akan dilepas secara perlahan-lahan.
· Tablet kunyah (chewable tablet)
· Tablet larut (effervescent tablet)
· Tablet bukal (buccal tablet)
· Tablet sublingual
· Tablet vagina (ovula)
· Tablet hipodermik (hypodermic tablet)
Keuntungan
sediaan tablet:
-
Lebih stabil
-
Dapat disimpan dalam waktu yang lama, asalkan tidak disimpan ditempat
lembab dan basah
-
Dapat dibuat seperti permen
Kerugian sediaan tablet:
-
Rasa pahit tidak sempurna tertutup
-
Pada tablet salut gula, penyalutan memerlukan waktu yang lama dan perlu
penyalut yang tahan air
-
Proses pembuatan yang cukup panjang dan sulit.
Ada pun macam-macam kerusakan pada pembuatan
tablet, diantaranya:
1.
Binding, kerusakan pada tablet akibat massa yang akan dicetak melekat
pada dinding ruang cetakan
2.
Sticking/picking, perlekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah akibat permukaan punch tidak licin, ada lemak pada pencetak, zat pelican kurang,
atau massa basah
3.
Whiskering, terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan atau
terjadi pelelehan zat aktif pada tekanan tinggi, akibatnya pada penyimpanan
dalam botol, sisi-sisi yang berlebih akan lepas dan menghasilkan bubuk
4.
Splitting, lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama pada
bagian tengah
5.
Capping, membelahnya tablet di bagian atas
6.
Mottling, terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada permukaan
tablet
7.
Crumbling, tablet menjadi retak dan rapuh.
Pustaka: Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.